Selasa, 20 Desember 2016

PERKEMBANGAN SEJARAH AGAMA HINDU PADA ZAMAN UPANISAD



Istilah Upanishad sendiri berasal dari kata upa, ni dan shad:upani: dekat, di dekatnya dan shad = duduk. Jadi Upanishad berarti duduk dekat, yaitu duduk di dekat seorang guru untuk menerima ajaran dan pengetahuan yang lebih tinggi. Istilah iniselanjutnya menjadi nama agama. Kitab Upanishad berbentuk dialog antara seorang guru dan muridnya, atau antara seorang Brahmana dengan Brahmana lainnya. Kitab Upanishad adalah salah satu bagian saja dari kitab-kitab Aranyaka, yang isinya menekankan pada ajaran rahasia yang bersifat mistik atau magis.
Kegiatan keagamaan di jaman Upanisad lebih ditekankan kepada ajaran filsafat tentang Brahman dan segala ciptaan-Nya. Pandangan yang menonjol di dalam kitab-kitab Upanisad itu adalah ajaran yang monistis dan absolut, artinya ajaran yang mengajarkan bahwa segala sesuatu yang bermacam-macam ini dialirkan dari satu asas, satu Realitas yang tertinggi. Pada zaman ini Agama hindu yang berkembang di dataran tinggi dekat dan lembah Sungai Yamuna, terus meluas ke lembah sungai Gangga adalah daerah yang di huni oleh penduduk dengan sumber kehidupan beraneka ragam, namun yang utama adalah berdagang. Dengan pola pikir perekonomian penduduk lembah sungai gangga tidak menginginkan praktek kehidupan beragama secara upacara yang berlebihan.

Lima pokok ajaran pada zaman Upanishad:
1. Brahman
Ada perbedaan yang sangat mendasar antara pengertian Brahman dalam Upanishad dengan pengertian kata tersebut dalam agama Brahmana. Mula-mula Brahman berarti do’a dan kemudian kekuatan goib yang terkandung dalam do’a. Brahman adalah sumberalam semesta. Brahman adalah pencipta, yang menjadikan alam semesta ini. Brahman yang transcendent (Nirguna Brahman) yang berada di luar alam semesta dan jauh di atas alam semesta itu, adalah juga Brahman yang immanent (Saguna Brahman) yang berada di alam semesta dan di dalam diri manusia yang disebut Atman.
2. Atman
Atman adalah jiwa individu. Dan Brahman adalah jiwa yang universal. Atman bukan jasmani, bukan indrawi, bukan kehidupan, bukan pikiran. Atman adalah jiwa, hakekat terdalam dari jiwa individu itu sendiri. Karena itu Upanisad mengajarkan: Tat twam asi yang berarti: Itu (Brahman) adalah kamu (atman). Oleh karena atman setiap orang adalah sama-sama merupakan percikan-percikan kecil dari Brahman, maka tat twam asi dapat diartikan : saya adalah kamu.
3. Karma
Upanisad mengajarkan bahwa segala sesuatu tunduk dan takluk terhadap karma, baik manusia, binatang maupun tumbuh-tumbuhan. Karma meliputi kehidupan dahulu, sekarang dan yang akan datang. Karma berarti kehidupan atau perbuatan berikutnya sebagai akibat  dari perbuatan sebelumnya.
Hubungan antara ajaran karma dengan ajaran tentang penjelmaan atau perpindahan jiwa merupakan hal yang penting dalam ajaran Upanisad. Vamedawa telah mengembangkan ajaran ini. Manusia harus menanggung akibat perbuatan atau karmanya. Setelah ia mati pengetahuan dan amal perbuatannya akan membimbing dia.
4. Reinkarnasi
Reinkarnasi adalah perputaran kalahiran kembali. Hanya manusia yang telah  mencapai atman yang mulia dan yang tahu akan maya saja yang dapat mengatasi hukum karma dan mencapai moksa.
5. Moksa
Moksa adalah pencerahan dan keterlepasan dari keterbatasan. Moksa yaitu kelepasan, dan sadar bahwa segala sesuatu adalah satu. Ia akan mencapai kesatuan dengan Brahman, dan berhak disebut sebagai jiwanmukta


 REFRENSI :
Ardhana Suparta. Sejarah perkembangan AGAMA HINDU di Indonesia. Surabaya: Paramita, 2002
Mukti Ali. Agama-Agama di Dunia. Yogyakarta: IAIN Sunan Kalijaga Press,1988. Cet. Ke-1
Titib Made. TEOLOGI & SIMBOL-SIMBOL dalam AGAMA HINDU. Surabaya: Paramita, 2003
Arifin Muhammad. Menguak Misteri Ajaran Agama-Agama Besar. Jakarta: Golden Terayon Press, 1986
Viresvarananda Svami. Brahma Sutra Pengetahuan Tentang Ketuhanan. Surabaya: Paramita, 2004
Tim Prima Pena. Kamus Ilmiah Populer. Surabaya: GITAMEDIA PRESS. Cet. I                                                                                                             


1 komentar: