Istilah Upanishad
sendiri berasal dari kata upa, ni dan shad:upani: dekat, di
dekatnya dan shad = duduk. Jadi Upanishad berarti duduk dekat, yaitu duduk di
dekat seorang guru untuk menerima ajaran dan pengetahuan yang lebih tinggi.
Istilah iniselanjutnya menjadi nama agama. Kitab Upanishad berbentuk dialog
antara seorang guru dan muridnya, atau antara seorang Brahmana dengan Brahmana
lainnya. Kitab Upanishad adalah salah satu bagian saja dari kitab-kitab
Aranyaka, yang isinya menekankan pada ajaran rahasia yang bersifat mistik atau
magis.
Kegiatan keagamaan di jaman Upanisad lebih ditekankan kepada ajaran
filsafat tentang Brahman dan segala ciptaan-Nya. Pandangan yang menonjol di
dalam kitab-kitab Upanisad itu adalah ajaran yang monistis dan absolut, artinya
ajaran yang mengajarkan bahwa segala sesuatu yang bermacam-macam ini dialirkan
dari satu asas, satu Realitas yang tertinggi. Pada zaman
ini Agama hindu yang berkembang di dataran tinggi dekat dan lembah Sungai
Yamuna, terus meluas ke lembah sungai Gangga adalah daerah yang di huni oleh
penduduk dengan sumber kehidupan beraneka ragam, namun yang utama adalah
berdagang. Dengan pola pikir perekonomian penduduk lembah sungai gangga tidak
menginginkan praktek kehidupan beragama secara upacara yang berlebihan.
Lima pokok ajaran pada
zaman Upanishad:
1. Brahman
Ada perbedaan yang
sangat mendasar antara pengertian Brahman dalam Upanishad dengan pengertian
kata tersebut dalam agama Brahmana. Mula-mula Brahman berarti do’a dan kemudian
kekuatan goib yang terkandung dalam do’a. Brahman adalah sumberalam semesta.
Brahman adalah pencipta, yang menjadikan alam semesta ini. Brahman yang
transcendent (Nirguna Brahman) yang berada di luar alam semesta dan jauh di atas
alam semesta itu, adalah juga Brahman yang immanent (Saguna Brahman) yang
berada di alam semesta dan di dalam diri manusia yang disebut Atman.
2. Atman
Atman adalah jiwa
individu. Dan Brahman adalah jiwa yang universal. Atman bukan jasmani, bukan
indrawi, bukan kehidupan, bukan pikiran. Atman adalah jiwa, hakekat terdalam
dari jiwa individu itu sendiri. Karena itu Upanisad mengajarkan: Tat twam asi
yang berarti: Itu (Brahman) adalah kamu (atman). Oleh karena atman setiap orang
adalah sama-sama merupakan percikan-percikan kecil dari Brahman, maka tat twam
asi dapat diartikan : saya adalah kamu.
3. Karma
Upanisad mengajarkan
bahwa segala sesuatu tunduk dan takluk terhadap karma, baik manusia, binatang
maupun tumbuh-tumbuhan. Karma meliputi kehidupan dahulu, sekarang dan yang akan
datang. Karma berarti kehidupan atau perbuatan berikutnya sebagai akibat
dari perbuatan sebelumnya.
Hubungan antara ajaran
karma dengan ajaran tentang penjelmaan atau perpindahan jiwa merupakan hal yang
penting dalam ajaran Upanisad. Vamedawa telah mengembangkan ajaran ini. Manusia
harus menanggung akibat perbuatan atau karmanya. Setelah ia mati pengetahuan
dan amal perbuatannya akan membimbing dia.
4. Reinkarnasi
Reinkarnasi adalah perputaran kalahiran kembali. Hanya manusia yang telah
mencapai atman yang mulia dan yang tahu akan maya saja yang dapat
mengatasi hukum karma dan mencapai moksa.
5. Moksa
Moksa adalah pencerahan
dan keterlepasan dari keterbatasan. Moksa yaitu kelepasan, dan sadar bahwa
segala sesuatu adalah satu. Ia akan mencapai kesatuan dengan Brahman, dan
berhak disebut sebagai jiwanmukta
REFRENSI :
Ardhana Suparta. Sejarah
perkembangan AGAMA HINDU di Indonesia. Surabaya: Paramita, 2002
Mukti Ali. Agama-Agama
di Dunia. Yogyakarta: IAIN Sunan Kalijaga Press,1988. Cet. Ke-1
Titib Made. TEOLOGI
& SIMBOL-SIMBOL dalam AGAMA HINDU. Surabaya: Paramita, 2003
Arifin Muhammad. Menguak
Misteri Ajaran Agama-Agama Besar. Jakarta: Golden Terayon Press, 1986
Viresvarananda Svami. Brahma
Sutra Pengetahuan Tentang Ketuhanan. Surabaya: Paramita, 2004
Tim Prima Pena. Kamus Ilmiah Populer. Surabaya: GITAMEDIA PRESS.
Cet. I
jika ada gambar tolong ditambahkan supaya lebih menarik
BalasHapus